Nasib Pertunjukan Wayang Semakin Memprihatinkan








Memang tidak mudah bagi pertunjukan wayang mempertahankan eksistensinya di kalangan anak muda jika tidak disertai inovasi terbaru. Apalagi saat ini mencari dana sponsor untuk pertunjukkan wayang jauh lebih sulit daripada konser band musik.

"Bahkan untuk iklan-iklan terlarang pun seperti rokok dan minuman keras sudah tidak tertarik untuk menjadi sponsor pertunjukkan wayang," kata Ketua Komunitas Wayang Universitas Indonesia, Sarlito W Sarwono, saat konferensi pers 'Wayang Goes To Campus' di Balai Kirti Kampus UI, Depok, Selasa, 2 Maret 2013.

UI, Komunitas wayang UI, dan Ikatan Alumni Jawa menggelar pertunjukan Wayang Goes to Campus (WGTC) yang akan digelar 4-5 April 2013 di Balairung Kampus UI, Depok. Kegiatan itu sebenarnya direncananakan digelar lima hari. Namun, dipadatkan menjadi dua hari karena alasan tersebut.

Sarlito mengakui pertunjukan band music memang lebih menarik dari sisi komersialnya. Namun, pertunjukan kebudayaan seperti wayang juga harus dipertahankan. Menurut dia, wayang juga perlu didalami oleh generasi muda. "Supaya tidak kebakaran jenggot saat ada negara lain yang mengklaim saja (wayang)," katanya.

Untuk itu diperlukan berbagai terobosan sehingga pertunjukkan wayang bisa menggaet masyarakat umum termasuk anak muda. Meski diakui ada beberapa seniman konvensional yang memegang teguh pakemnya, namun regenerasi tetap perlu diusahakan. "Terobosan di sini tidak boleh lepas dari aturan mainnya. Tapi yang penting bagaimana jiwa wayang itu masuk dulu (ke maindset pemuda), baru nanti bisa memasuki lebih jauh," kata dia.

Terobosan dalam pertunjukan wayang inilah yang ingin diterapkan dalam pertunjukan Wayang Goes to Campus ini. Ketua Panitia WGTC, Dwi Woro Retno mengatakan ada beberapa inovasi yang diterapkan panitia dalam menggelar acara tersebut. Seperti dengan Flash Mob, namun music dan orangnya merupakan gamelan dan wayang. "Sebenarnya dari rangkaian acara itu, yang merupakan pertunjukan wayang klasik hanya satu sesi," katanya.

Dwi mengatakan, wayang telah mendapat penghargaan sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage and Humanity UNESCO sebagai warisan dunia pada tahun 2004. Dalam konteks budaya bangsa, wayang sesungguhnya menempati peran dan fungsi yang sangat penting karena mengandung sistem ideologi yang telah lama dikenal dan dihayati masyarakat Indonesia.

Menurut Dwi, seni wayang merupakan salah satu media komunikasi serta media pembelajaran dan pembentukan karakter. Nilai-nilai seni wayang yang sejalan dengan nilai kepribadian bangsa perlu didukung oleh kegiatan pendidikan yang berfokus pada seni wayang. Diharapkan dengan mendekatkan wayang ke lingkungan kampus, dapat mengingatkan masyarakat akan pentingnya pembinaan budi
pekerti bagi generasi bangsa.

Pembangunan budi pekerti, kata Dwi, tidak akan lepas dari proses meningkatkan kecerdasan. Baik kecerdasan intuisi, perasaan, emosi, nalar maupun naluri. Semua nilai itu sejalan dengan nilai-nilai yang diajarkan dalam wayang. "Membentuk Indonesia menjadi Negara yang mengagungkan nilai moral dan agama, yang mampu membedakan baik dan buruk, menghargai hak asasi manusia serta kecintaan terhadap Negara," kata Dwi.

Comments

Popular posts from this blog

contoh-contoh kasus dan analisisnya

PERBEDAAN DUTA, DUTA BESAR, KEDUTAAN BESAR, KONSUL, JENDERAL KONSUL, KOMISARIS TINGGI, DAN ATASE

Contoh Duplik